1. LATAR BELAKANG
Manajemen dalam nautika kapal
penangkap ikan merupakan suatu
sistem dalam mencapai tujuan penangkapan
yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain. Manajemen tidak hanya
ditujukan untuk mengidentifikasi, menganalisa tujuan yang harus dicapai, tetapi
juga untuk mengkombinasikan sumberdaya yang
ada dalam ruang lingkup nautika kapal penangkap ikan secara efektif dan efisien.
Dalam operasi penangkapan ikan dengan
basis di laut, sangat penting untuk melakukan manajemen dengan baik melalui
perhitungan yang matang sebelum melakukan penangkapan. Manajemen yang
dimaksudkan berhubungan dengan kelaik lautan kapal, alat tangkap, alat bantu
penangkapan, kebutuhan anak buah kapal, perbekalan, prediksi daerah
penangkapan, kebutuhan tenaga kerja, bahan bakar dan berbagai keperluan
lainnya. Kekurangan salah satu komponen akan menyebabkan terhambatnya operasi
penangkapan dan bahkan tidak akan berjalan dengan lancar.
Keberhasilan
penangkapan ikan sangat ditentukan oleh kemampuan dalam melakukan pengelolaan
terhadap potensi yang dimiliki yakni sumberdaya manusia, teknologi, keuangan,
peralatan, material, metode dan pasar. Kombinasi antara keenam faktor tersebut
jika dikelola dengan baik dan benar akan menghasilkan usaha yang memiliki
manajemen yang baik. Sebagai upaya untuk mewujudkan tatakelola yang baik dalam
penangkapan ikan, maka modul ini sangat penting dan dibutuhkan dalam membantu peserta
diklatmemahami manajemen nutika kapal penangkap ikan dalam wujud informasi
praktis yang mudah diaplikasikan dalam proses pembelajaran dikelas dan
dilapangan.
1. Pengertian
Manajemen
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang
melibatkan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan yang sama dalam suatu
organisasil untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien yang telah di
tetapkan. Jika manajemen diterjemahkan ke dalam modul ini bahwa manajemen
merupakan kerangka kerja dalam nautika kapal penangkap ikan dengan melibatkan
beberapa anak buah kapal dari berbagai ketrampilan, kemampuan dan keahlian
dalam usaha penangkapan ikan untuk memperoleh hasil tangkapan sesuai tujuan
penangkapan.
2.
Fungsi Manajemen
Manajemen
merupakan bentuk kerja yang diterapkan oleh dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu, dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Planing adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai
selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Planning dalam nautika kapal penangkap ikan
mengarah pada perencanaan terhadap seluruh kegiatan penangkapan berkaitan
dengan sarana dan prasarana penangkapan; sumberdaya manusia; merencanakan
daerah penangkapan; target penangkapan; model penanganan hasil penangkapan
sampai pada merencanakan pemasaran hasil tangkapan.
b. Organising adalah mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan
penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
Pengelompokan kegiatan penting dilakukan dalam nautika kapal penangkap ikan
dengan tanggungjawab diberikan kepada anak buah kapal yang telah memiliki
pengalaman, ketrampilan, kemampuan dan kecakapan yang disertai dengan aspek
lisensi dan legalitas sebagai wujud legitimasi yang berasal dari pemerintah
dalam bentuk pengakuan.
c. Staffing adalah menentukan keperluan-keperluan sumberdaya
manusia, pengerahan, penyaringan latihan dan pengembangan tenaga kerja.
Keberhasilan operasi penangkapan ikan tidak terlepas dari kemampuan dalam
merekrut anak buah kapal (ABK) sebagai tenaga kerja. Sangat penting untuk
menentukan atau memilih anak buah kapal dengan syarat-syarat tertentu sebagai
langkah awal dalam mengantisipasi kegagalan dalam operasi penangkapan. Setelah
dilakukan perekrutan, anak buah kapal perlu dilatih agar terampil dalam bidang
pekerjaannya dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Jika telah mahir dan memiliki tanggungjawab, maka ABK tersebut sudah layak
untuk ikut pengembangan ketrampilan dan kemampuan dengan mengikuti suatu
pelatihan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sertifikat atau lisensi agar
bisa menduduki jabatan atau tanggungjawab yang lebih tinggi dibanding
sebelumnya. Model Pengembangan ini berlaku pada semua ABK yang memiliki kinerja
bagus dan sangat mendukung tujuan dari operasi penangkapan ikan.
d. Motivating adalah mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia
kearah tujuan. Kegiatan operasi penangkapan ikan akan berhasil jika seluruh
komponen ABK memiliki motivasi yang sama kuatnya sehinga akan bahu membahu saling
mendukung dan bekerjasama dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Terlepas dari motivasi personal, peran pimpinan dalam hal ini
nakhoda kapal sangat diharapkan selalu memberikan semangat kepada ABK. Hal ini
penting dilakukan mengingat kehidupan yang keras, suasana kerja yang monoton
dengan kondisi tempat bekerja yang sangat bergantung pada keadaan alam. Ikan
yang akan ditangkap adalah organisme yang selalu melakukan pergerakan dan
bermigrasi sesuai kondisi lingkungan. Oleh sebab itu, dalam operasi penangkapan
bisa saja kegagalan terjadi akibat kesalahan dalam memprediksi daerah
penangkapan. Dalam kondisi seperti ini sangat penting untuk bagi seorang
nakhoda tetap dekat dengan seluruh ABK untuk memberikannya semangat untuk tetap
bekerja.
e. Controling adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan, menentukan
sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif.
Kegiatan operasi penangkapan ikan yang dilakukan dilaut, keberhasilannya selain
ditentukan oleh faktor internal (ABK) namun juga ditentukan oleh faktor
eksternal seperti lingkungan terkait dengan keadaan cuaca yang selalu
berubah-ubah. Perubahan cuaca menyebabkan ombak menjadi besar sehingga operasi
penangkapan tidak bisa dilakukan atau ikan yang menjadi target penangkapan beruaya
ke tempat lain akibat cuaca yang ekstrim. Kondisi seperti ini akan menyebabkan
waktu operasi menjadi tidak efektif. Oleh sebab itu, seorang nakhoda harus
cepat mengambil keputusan untuk berpindah lokasi dengan pertimbangan keselamatan
ABK dan memperoleh hasil. Ketepatan dan kecepatan dalam mengambil keputusan
sangat bergantung kepada pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang
nakhoda dengan pembantunya.
3.
Pengertian Organisasi
Untuk mendukung adanya keberhasilan
dalam suatu operasi penangkapan ikan, maka dibutuhkan adanya suatu sistem
menajemen atau pengorganisasian kerja yang dapat memudahkan suatu pekerjaan.
Oleh karenanya penting untuk menyamakan persepsi dulu tentang pengertian
organisasi yang akan dijadikan landasan dalam melakukan kegiatan. Dalam operasi
penangkapan ikan pengertian organisasi yang paling cocok adalah suatu sistem
atau wadah yang berisikan kumpulan anak buah kapal yang dikoordinir oleh satu
atau dua orang yang saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Dalam operasi
penangkapan ikan, yang mengkoordinir merupakan orang yang dipercaya sebagai
pengawas kegiatan namun tetap terlibat dalam kegiatan operasi penangkapan.Hal
ini dilakukan sebagai tindakan preventif jika terjadi sesuatu diluar dugaan
agar cepat mengambil keputusan.
4. Pengorganisasian
di atas Kapal
Pengorganisasian di atas kapal
sangat penting dilakukan dengan baik agar masing-masing bagian atau orang dapat
berperan dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Ketentuan pasal 341 dan Pasal 377 KUHD menyebutkan bahwa nahkoda adalah
Pemimpin kapal, yaitu seorang tenaga kerja yang telah menandatangani perjanjian
kerja laut dengan perusahaan pelayaran sebagai nahkoda, yang memenuhi syarat
dan tercantum dalam sijil anak buah kapal sebagai nahkoda ditanda tangani
dengan mutasi dari perusahaan dan pencantuman namanya dalam surat laut
(Triyanto, 2005).
Untuk menunjang keberhasilan suatu operasi nautika
kapal penangkap
ikan, maka diperlukan suatu sistem pengorganisasian
kerja yang dapat memudahkan dalam melaksanakan tugas. Adanya pembagian
kerja menimbulkan adanya pengorganisasian dalam pengelompokan kerja atau
kegiatan.Oleh karena itu didalam pengorganisasian merupakan kesatuan kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan (Gambar 1.1).
5.
Struktur Organisasi
Kelancaran operasi nautika kapal
penangkap ikan di laut sangat bergantung juga pada sistim komando manajemen
sehingga semua komponen yang terlibat akan bekerja bersama-sama sesuai tugas
masing-masing dalam mencapai satu tujuan yang sama. Gambar 2 menunjukkan sistim
organisasi pada kapal ikan di Negara lain, sedangkan di Indonesia Nakhoda
merangkap sebagai Fishing Master, di Negara lain posisi Fishing master lebih tinggi dari nakhoda
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pada Kapal Penangkap Ikan
Skala Industri (Modifikasi Kantun, 2015)
6.
Peran dan Tugas Personel
Setiap
personel yang duduk dalam struktur organisasi memiliki peran dan fungsi sesuai
jabatan yang diembannya diluar sebagai tenaga kerja dalam melakukan operasi
penangkapan, seperti uraian berikut:
a.
Nahkoda
Nahkoda adalah pemimpin tertinggi diatas kapal yang berperan
dalam mengatur dan mengawasi semua anak
buah kapal, maupun hal-hal yang berhubungan dengan pemuatan atau masalah-masalah
lainnya. Selain itu, nahkoda juga seorang ahli dalam mengoperasikan kapalnya.
Tugas dan kekuasaan seorang nahkoda ditentukan dalam undang-undang
kepelautan.antara lain:
1) Pemberian perintah dan tugas
2) Mengontrol tugas pelaut
3) Menciptakan keamanan dan disiplin
4) Mengawasi kebersihan,kesehatan dan keuangan
5)
Mengetahui dan mampu mengoperasikan
seluruh alat-alat navigasi, alat tangkap, dan peralatan keselamatan di atas
kapal.
6) Menentukan daerah fishing
ground (Indonesia) jika di Negara lain untuk kapal skala indutri pencarian fishing ground dilakukan oleh fishing master
7) Bertanggung jawab
terhadap keselamatan pelayaran dan aktifitas berjalan yang dilaksanakan diatas
kapal, baik hubungan atas pembagian kerja di atas kapal
8)
Memperlengkapi
kapalnya dengan sempurna
9)
Mengawaki kapalnya
secara layak sesuai prosedur/aturan
10)
Membuat kapalnya layak
laut (seaworthy)
11)
Mematuhi perintah
Pengusaha kapal selama tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b.
Mualim
I (Chief officer)
Chief
Oficer merupakan pembantu utama kapten
yang mana mualim I mengatur dan mengawasi pekerjaan pemeliharaan di bagian
deck, menegakkan disiplin di atas kapal serta semua kegiatan yang meliputi
pemuatan dan pemeliharaan lainnya.
Tugas-tugasnya meliputi:
1) Penerimaan muatan, pembongkaran dan persiapan untuk muat
bongkar.
2)
Membuat jadwal jaga laut dan darat
3) Membuat catatan khusus tentang kegiatan deck dan menyimpan
dokumen penting lainya
4)
Mengawasi anak buah kapal
disaat untuk masuk pelabuhan
c.
Mualim
II
Mualim II bertugas membantu Mualim I
dalam semua tugasnya,baik dalam setiap pelayaran ataupun sandar serta mengawasi
kegiatan pemuatan dan pembongkaran.
Tugas-tugasnya meliputi:
1) Pemeliharaan dan pengaturan peralatan atau perlengkapan yang
selengkap mungkin.
2) Menentukan dan mengambil posisi kapal dan mencocokkan dengan
waktu
3) Memeriksa dan membuat laporan tentang operasi penangkapan
ikan
4)
Mencatat hal-hal penting selama
penangkapan dilaut dan pelayaran dari fishingbase
ke fishing ground.
5)
Sebagai komandan diburitan pada saat
kapal olah gerak
d.
Mualim
III
Mualim III Pembantu Mualim I pada bagian muatan, mengawasi
semua kagiatan pemuatan dan pembongkaran.
Tugas-tugasnya meliputi:
1)
Mempersiapkan Peralatan deck
2)
Menyiapkan look book ketika akan
berlabuh
3)
Menentukan waktu pasang surut serta
waktu terbit serta terbenamnya matahari dan bulan
4)
Membantu kapten di anjungan pada
saat kapal masuk dan keluar pelabuhan.
e.
Serang
Serang sebagai kepala kerja dalam mengatur dan mengawasi
pekerjaan anak buah kapal bagian deck, mengatur alat-alat perlengkapan bongkar
muat, sebagai serang maka dia paling berpengalaman dan terampil diantara anak
buah kapal deck.
Tugas-tugasnya meliputi:
1)
Pemeliharaan dan pengaturan berbagai
bagian pada lambung
2)
Pekerjaan mengenai muatan
3)
Kebersihan dan pemeliharaan di atas
kapal
4)
Serang mengatur dan mengawasi
pekerjaan anak buah kapal pada saat kapal masuk dan keluar pelabuhan dan
melaksanakan order dari chief office.
f.
Kepala Kamar Mesin (Chief Enginer)
Chief Enginer membantu Nahkoda dan mengepalai bagian Mesin dan mengontrol
pengoperasian dan perawatan mesin dia juga bertanggung jawab untuk segala
sesuatunya mengenai mesin dan bahan bakar, pemeriksaan dan perlengkapan mesin
serta semua yang berkaitan dengan mesin.
g. Masinis
I (Second Engineer)
MasinisImembantu
KKM dalam mengontrol dan mengawasi pekerjaan di bagian mesin secara umum.
dia memberi bimbingan teknik dalam usaha penyelesaian proses perbaikan mesin.
1)
Dalam melaksanakan pekerjaan Masinis
I bekerja dengan chief enginer menjamin dan mengusahakan agar tidak bekerja
tidak berlebihan, dalam hal ini dia harus mengambil dan menentukan keadaan
kerja yang nyata dengan pertimbangan dan membuat persiapan untuk kerja anak
buah kapal. masinis I juga melakukan tugas ketika kapal akan berlabuh.
2)
Masinis I harus memeriksa dan
mengatur mesin-mesin. melaporkan tentang mesin induk, Baling-baling, bahan
bakar dan pelumas serta kebersihan Mesin.
h. Masinis II
MasinisIImembantu chief enginer dan masinis I
mengoperasikan,mengatur dan hubungannya dengan alat-alat. masinis II juga
melakukan penjagaan selama pelayaran sebagaimana pula pada waktu berlabuh.
Tugas utamanya mengenai hal-hal pemakaian dan pergantian generator beserta
peralatannya pompa udara dan peralatannya,ketel uap dan peralatanya,steering gear
dan air minum yang dibersihkan oleh Mesin.
i. Masinis III
Masinis
III membantu Chief dan Masinis II mengoperasikan dan mengatur mesin-mesin,
masinis III juga Melakukan Penjagaan selama pelayaran dan pada waktu berlabuh.
Tugas Utamanya adalah mengontrol perlengkapan listrik,pendinginan dan
pengaturan udara, cargogear, dan alat-alat bantu dideck,engineer Lokbook dan
gudang perlengkapan kapal
j. Oliman
Oliman sebagai ketua bagian Mesin, layaknya seorang
Boatswain sebagai ketua bagian deck. Oliman Melakukan control bagian mesin atas
perintah masinis I atau Masinis lainnya dan mengerjakan sendiri pelayanan atau
perbaikan dan pengaturan secara umum dibagian mesin.Oliman diharapkan paling
berpengalaman diantara anggota lainya bagian mesin sebab dia harus terampil
dalam penempatan setiap anggota dan siap memimpinnya.
k.
Koki(Cook)
Koki Bertugas sebagai tukang masak
dan bertanggung jawab dengan masakannya dan menjaga makanan.meliputi menu,
mereka harus masak makanan yang lezat untuk semua awak kapal.
l. Asisten Koki
Asisten
koki adalah bertugas membantu koki untuk memasak makanan untuk
Nahkoda,Mualim-mualim serta awak kapal lainnya. Serta menjaga peralatan masak
lainnya dan membersihkan dapur.
D. RANGKUMAN
1.
Pada
penangkapan skala industri, keberadaan organisasi sangat penting karena akan
membantu dalam menghimpun dan menyiapkan dokumen-dokumen ketika melakukan
pengurusan izin berlayar. Pada penangkapan skala industri juga perlu menerapkan
konsep POAC (planning, organizing,
actuating dan controlling) dengan
melibatkan orang-orang yang memiliki kompetensi dan keahlian pada setiap
jenjang jabatan sehingga bisa memperlancar operasi penangkapan.
2.
Pada
penangkapan ikan skala tradisional manajemen belum terlalu mendapat perhatian,
akan tetapi proses merencanakan dan melaksanakan sudah berjalan hanya sifatnya
masih apa adanya, sedangkan organizing dan controlling masih di abaikan.
Menarik pada kalimat peran dan tugas personal apakah itu benar2 terjadi apabila ada suatu bagi setiap tanggung jawab apabila terjadi masalah dimana awak kapal terkena ancaman disekitar ??? Bagaimana tanggapannya apa yang harus dilakukan apakah sesuai peran dan tugasnya tentang tanggung jawab mereka masing??
BalasHapussesuai peran dan tugasnya
Hapus