Kamis, 12 September 2019

Dasar Manajemen Perikanan Tangkap


1.  LATAR BELAKANG
Manajemen dalam nautika kapal penangkap ikan merupakan suatu sistem dalam mencapai tujuan penangkapan  yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain. Manajemen tidak hanya ditujukan untuk mengidentifikasi, menganalisa tujuan yang harus dicapai, tetapi juga untuk mengkombinasikan sumberdaya yang ada dalam ruang lingkup nautika kapal penangkap ikan secara efektif dan efisien.
Dalam operasi penangkapan ikan dengan basis di laut, sangat penting untuk melakukan manajemen dengan baik melalui perhitungan yang matang sebelum melakukan penangkapan. Manajemen yang dimaksudkan berhubungan dengan kelaik lautan kapal, alat tangkap, alat bantu penangkapan, kebutuhan anak buah kapal, perbekalan, prediksi daerah penangkapan, kebutuhan tenaga kerja, bahan bakar dan berbagai keperluan lainnya. Kekurangan salah satu komponen akan menyebabkan terhambatnya operasi penangkapan dan bahkan tidak akan berjalan dengan lancar.
Keberhasilan penangkapan ikan sangat ditentukan oleh kemampuan dalam melakukan pengelolaan terhadap potensi yang dimiliki yakni sumberdaya manusia, teknologi, keuangan, peralatan, material, metode dan pasar. Kombinasi antara keenam faktor tersebut jika dikelola dengan baik dan benar akan menghasilkan usaha yang memiliki manajemen yang baik. Sebagai upaya untuk mewujudkan tatakelola yang baik dalam penangkapan ikan, maka modul ini sangat penting dan dibutuhkan dalam membantu peserta diklatmemahami manajemen nutika kapal penangkap ikan dalam wujud informasi praktis yang mudah diaplikasikan dalam proses pembelajaran dikelas dan dilapangan.
1.  Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan yang sama dalam suatu organisasil untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien yang telah di tetapkan. Jika manajemen diterjemahkan ke dalam modul ini bahwa manajemen merupakan kerangka kerja dalam nautika kapal penangkap ikan dengan melibatkan beberapa anak buah kapal dari berbagai ketrampilan, kemampuan dan keahlian dalam usaha penangkapan ikan untuk memperoleh hasil tangkapan sesuai tujuan penangkapan.
2.    Fungsi Manajemen
Manajemen merupakan bentuk kerja yang diterapkan oleh dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.   Planing adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut. Planning dalam nautika kapal penangkap ikan mengarah pada perencanaan terhadap seluruh kegiatan penangkapan berkaitan dengan sarana dan prasarana penangkapan; sumberdaya manusia; merencanakan daerah penangkapan; target penangkapan; model penanganan hasil penangkapan sampai pada merencanakan pemasaran hasil tangkapan.
b.   Organising adalah mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu. Pengelompokan kegiatan penting dilakukan dalam nautika kapal penangkap ikan dengan tanggungjawab diberikan kepada anak buah kapal yang telah memiliki pengalaman, ketrampilan, kemampuan dan kecakapan yang disertai dengan aspek lisensi dan legalitas sebagai wujud legitimasi yang berasal dari pemerintah dalam bentuk pengakuan.
c.   Staffing adalah menentukan keperluan-keperluan sumberdaya manusia, pengerahan, penyaringan latihan dan pengembangan tenaga kerja. Keberhasilan operasi penangkapan ikan tidak terlepas dari kemampuan dalam merekrut anak buah kapal (ABK) sebagai tenaga kerja. Sangat penting untuk menentukan atau memilih anak buah kapal dengan syarat-syarat tertentu sebagai langkah awal dalam mengantisipasi kegagalan dalam operasi penangkapan. Setelah dilakukan perekrutan, anak buah kapal perlu dilatih agar terampil dalam bidang pekerjaannya dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Jika telah mahir dan memiliki tanggungjawab, maka ABK tersebut sudah layak untuk ikut pengembangan ketrampilan dan kemampuan dengan mengikuti suatu pelatihan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sertifikat atau lisensi agar bisa menduduki jabatan atau tanggungjawab yang lebih tinggi dibanding sebelumnya. Model Pengembangan ini berlaku pada semua ABK yang memiliki kinerja bagus dan sangat mendukung tujuan dari operasi penangkapan ikan.
d.   Motivating adalah mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan. Kegiatan operasi penangkapan ikan akan berhasil jika seluruh komponen ABK memiliki motivasi yang sama kuatnya sehinga akan bahu membahu saling mendukung dan bekerjasama dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Terlepas dari motivasi personal, peran pimpinan dalam hal ini nakhoda kapal sangat diharapkan selalu memberikan semangat kepada ABK. Hal ini penting dilakukan mengingat kehidupan yang keras, suasana kerja yang monoton dengan kondisi tempat bekerja yang sangat bergantung pada keadaan alam. Ikan yang akan ditangkap adalah organisme yang selalu melakukan pergerakan dan bermigrasi sesuai kondisi lingkungan. Oleh sebab itu, dalam operasi penangkapan bisa saja kegagalan terjadi akibat kesalahan dalam memprediksi daerah penangkapan. Dalam kondisi seperti ini sangat penting untuk bagi seorang nakhoda tetap dekat dengan seluruh ABK untuk memberikannya semangat untuk tetap bekerja.
e.    Controling adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif. Kegiatan operasi penangkapan ikan yang dilakukan dilaut, keberhasilannya selain ditentukan oleh faktor internal (ABK) namun juga ditentukan oleh faktor eksternal seperti lingkungan terkait dengan keadaan cuaca yang selalu berubah-ubah. Perubahan cuaca menyebabkan ombak menjadi besar sehingga operasi penangkapan tidak bisa dilakukan atau ikan yang menjadi target penangkapan beruaya ke tempat lain akibat cuaca yang ekstrim. Kondisi seperti ini akan menyebabkan waktu operasi menjadi tidak efektif. Oleh sebab itu, seorang nakhoda harus cepat mengambil keputusan untuk berpindah lokasi dengan pertimbangan keselamatan ABK dan memperoleh hasil. Ketepatan dan kecepatan dalam mengambil keputusan sangat bergantung kepada pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang nakhoda dengan pembantunya.

3.    Pengertian Organisasi
Untuk mendukung adanya keberhasilan dalam suatu operasi penangkapan ikan, maka dibutuhkan adanya suatu sistem menajemen atau pengorganisasian kerja yang dapat memudahkan suatu pekerjaan. Oleh karenanya penting untuk menyamakan persepsi dulu tentang pengertian organisasi yang akan dijadikan landasan dalam melakukan kegiatan. Dalam operasi penangkapan ikan pengertian organisasi yang paling cocok adalah suatu sistem atau wadah yang berisikan kumpulan anak buah kapal yang dikoordinir oleh satu atau dua orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Dalam operasi penangkapan ikan, yang mengkoordinir merupakan orang yang dipercaya sebagai pengawas kegiatan namun tetap terlibat dalam kegiatan operasi penangkapan.Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif jika terjadi sesuatu diluar dugaan agar cepat mengambil keputusan.

4.  Pengorganisasian di atas Kapal
Pengorganisasian di atas kapal sangat penting dilakukan dengan baik agar masing-masing bagian atau orang dapat berperan dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Ketentuan pasal 341 dan Pasal 377 KUHD menyebutkan bahwa nahkoda adalah Pemimpin kapal, yaitu seorang tenaga kerja yang telah menandatangani perjanjian kerja laut dengan perusahaan pelayaran sebagai nahkoda, yang memenuhi syarat dan tercantum dalam sijil anak buah kapal sebagai nahkoda ditanda tangani dengan mutasi dari perusahaan dan pencantuman namanya dalam surat laut (Triyanto, 2005).
   Untuk menunjang keberhasilan suatu operasi nautika kapal penangkap ikan, maka diperlukan suatu sistem pengorganisasian kerja yang dapat memudahkan dalam melaksanakan tugas.  Adanya pembagian kerja menimbulkan adanya pengorganisasian dalam pengelompokan kerja atau kegiatan.Oleh karena itu didalam pengorganisasian merupakan kesatuan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Gambar 1.1).

5.    Struktur Organisasi
Kelancaran operasi nautika kapal penangkap ikan di laut sangat bergantung juga pada sistim komando manajemen sehingga semua komponen yang terlibat akan bekerja bersama-sama sesuai tugas masing-masing dalam mencapai satu tujuan yang sama. Gambar 2 menunjukkan sistim organisasi pada kapal ikan di Negara lain, sedangkan di Indonesia Nakhoda merangkap sebagai Fishing Master, di Negara lain posisi Fishing master lebih tinggi dari nakhoda
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pada Kapal Penangkap Ikan Skala  Industri (Modifikasi Kantun, 2015)
6.    Peran dan Tugas Personel
Setiap personel yang duduk dalam struktur organisasi memiliki peran dan fungsi sesuai jabatan yang diembannya diluar sebagai tenaga kerja dalam melakukan operasi penangkapan, seperti uraian berikut:
a.    Nahkoda
Nahkoda adalah pemimpin tertinggi diatas kapal yang berperan dalam  mengatur dan mengawasi semua anak buah kapal, maupun hal-hal yang berhubungan dengan pemuatan atau masalah-masalah lainnya. Selain itu, nahkoda juga seorang ahli dalam mengoperasikan kapalnya.  Tugas dan kekuasaan seorang nahkoda ditentukan dalam undang-undang kepelautan.antara lain:
1)    Pemberian perintah dan tugas
2)    Mengontrol tugas pelaut
3)    Menciptakan keamanan dan disiplin
4)    Mengawasi kebersihan,kesehatan dan keuangan
5)    Mengetahui dan mampu mengoperasikan seluruh alat-alat navigasi, alat tangkap, dan peralatan keselamatan di atas kapal.
6)    Menentukan daerah fishing ground (Indonesia) jika di Negara lain untuk kapal skala indutri pencarian fishing ground dilakukan oleh fishing master
7)   Bertanggung jawab terhadap keselamatan pelayaran dan aktifitas berjalan yang dilaksanakan diatas kapal, baik hubungan atas pembagian kerja di atas kapal
8)    Memperlengkapi kapalnya dengan sempurna
9)    Mengawaki kapalnya secara layak sesuai prosedur/aturan
10) Membuat kapalnya layak laut (seaworthy)
11) Mematuhi perintah Pengusaha kapal selama tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b.    Mualim I (Chief officer)
Chief Oficer merupakan pembantu utama kapten yang mana mualim I mengatur dan mengawasi pekerjaan pemeliharaan di bagian deck, menegakkan disiplin di atas kapal serta semua kegiatan yang meliputi pemuatan dan pemeliharaan lainnya.
Tugas-tugasnya meliputi:
1)    Penerimaan muatan, pembongkaran dan persiapan untuk muat bongkar.
2)    Membuat jadwal jaga laut dan darat
3)    Membuat catatan khusus tentang kegiatan deck dan menyimpan dokumen penting lainya
4)    Mengawasi  anak buah kapal disaat untuk masuk pelabuhan
c.    Mualim II
Mualim II bertugas membantu Mualim I dalam semua tugasnya,baik dalam setiap pelayaran ataupun sandar serta mengawasi kegiatan pemuatan dan pembongkaran.
Tugas-tugasnya meliputi:
1)    Pemeliharaan dan pengaturan peralatan atau perlengkapan yang selengkap mungkin.
2)    Menentukan dan mengambil posisi kapal dan mencocokkan dengan waktu
3)    Memeriksa dan membuat laporan tentang operasi penangkapan ikan
4)    Mencatat hal-hal penting selama penangkapan dilaut dan pelayaran dari fishingbase ke fishing ground.
5)    Sebagai komandan diburitan pada saat kapal olah gerak
d.    Mualim III
Mualim III Pembantu Mualim I pada bagian muatan, mengawasi semua kagiatan pemuatan dan pembongkaran.
Tugas-tugasnya meliputi:
1)    Mempersiapkan Peralatan deck
2)    Menyiapkan look book ketika akan berlabuh
3)    Menentukan waktu pasang surut serta waktu terbit serta terbenamnya matahari dan bulan
4)    Membantu kapten di anjungan pada saat kapal masuk dan keluar pelabuhan.
e.    Serang
Serang sebagai kepala kerja dalam mengatur dan mengawasi pekerjaan anak buah kapal bagian deck, mengatur alat-alat perlengkapan bongkar muat, sebagai serang maka dia paling berpengalaman dan terampil diantara anak buah kapal deck.
Tugas-tugasnya meliputi:
1)    Pemeliharaan dan pengaturan berbagai bagian pada lambung
2)    Pekerjaan mengenai muatan
3)    Kebersihan dan pemeliharaan di atas kapal
4)    Serang mengatur dan mengawasi pekerjaan anak buah kapal pada saat kapal masuk dan keluar pelabuhan dan melaksanakan order dari chief office.
f.     Kepala Kamar Mesin (Chief Enginer)
Chief Enginer membantu Nahkoda dan mengepalai bagian Mesin dan mengontrol pengoperasian dan perawatan mesin dia juga bertanggung jawab untuk segala sesuatunya mengenai mesin dan bahan bakar, pemeriksaan dan perlengkapan mesin serta semua yang berkaitan dengan mesin.
g.   Masinis I (Second Engineer)
MasinisImembantu KKM dalam mengontrol dan mengawasi  pekerjaan di bagian mesin secara umum. dia memberi bimbingan teknik dalam usaha penyelesaian proses perbaikan mesin.
1)    Dalam melaksanakan pekerjaan Masinis I bekerja dengan chief enginer menjamin dan mengusahakan agar tidak bekerja tidak berlebihan, dalam hal ini dia harus mengambil dan menentukan keadaan kerja yang nyata dengan pertimbangan dan membuat persiapan untuk kerja anak buah kapal. masinis I juga melakukan tugas ketika kapal akan berlabuh.
2)    Masinis I harus memeriksa dan mengatur mesin-mesin. melaporkan tentang mesin induk, Baling-baling, bahan bakar dan pelumas serta kebersihan Mesin.
h.   Masinis II
MasinisIImembantu chief enginer dan masinis I mengoperasikan,mengatur dan hubungannya dengan alat-alat. masinis II juga melakukan penjagaan selama pelayaran sebagaimana pula pada waktu berlabuh. Tugas utamanya mengenai hal-hal pemakaian dan pergantian generator beserta peralatannya pompa udara dan peralatannya,ketel uap dan peralatanya,steering gear dan air minum yang dibersihkan oleh Mesin.
i.     Masinis III
Masinis III membantu Chief dan Masinis II mengoperasikan dan mengatur mesin-mesin, masinis III juga Melakukan Penjagaan selama pelayaran dan pada waktu berlabuh. Tugas Utamanya adalah mengontrol perlengkapan listrik,pendinginan dan pengaturan udara, cargogear, dan alat-alat bantu dideck,engineer Lokbook dan gudang perlengkapan kapal

j.     Oliman
Oliman sebagai ketua bagian Mesin, layaknya seorang Boatswain sebagai ketua bagian deck. Oliman Melakukan control bagian mesin atas perintah masinis I atau Masinis lainnya dan mengerjakan sendiri pelayanan atau perbaikan dan pengaturan secara umum dibagian mesin.Oliman diharapkan paling berpengalaman diantara anggota lainya bagian mesin sebab dia harus terampil dalam penempatan setiap anggota dan siap memimpinnya. 
k. Koki(Cook)
Koki Bertugas sebagai tukang masak dan bertanggung jawab dengan masakannya dan menjaga makanan.meliputi menu, mereka harus masak makanan yang lezat untuk semua awak kapal.
l.  Asisten Koki
     Asisten koki adalah bertugas membantu koki untuk memasak makanan untuk Nahkoda,Mualim-mualim serta awak kapal lainnya. Serta menjaga peralatan masak lainnya dan membersihkan dapur.

D.   RANGKUMAN

1.    Pada penangkapan skala industri, keberadaan organisasi sangat penting karena akan membantu dalam menghimpun dan menyiapkan dokumen-dokumen ketika melakukan pengurusan izin berlayar. Pada penangkapan skala industri juga perlu menerapkan konsep POAC (planning, organizing, actuating dan controlling) dengan melibatkan orang-orang yang memiliki kompetensi dan keahlian pada setiap jenjang jabatan sehingga bisa memperlancar operasi penangkapan.
2.    Pada penangkapan ikan skala tradisional manajemen belum terlalu mendapat perhatian, akan tetapi proses merencanakan dan melaksanakan sudah berjalan hanya sifatnya masih apa adanya, sedangkan organizing dan controlling masih di abaikan.

2 komentar:

  1. Menarik pada kalimat peran dan tugas personal apakah itu benar2 terjadi apabila ada suatu bagi setiap tanggung jawab apabila terjadi masalah dimana awak kapal terkena ancaman disekitar ??? Bagaimana tanggapannya apa yang harus dilakukan apakah sesuai peran dan tugasnya tentang tanggung jawab mereka masing??

    BalasHapus